[Nafsiyah] Kenikmatan yang Paling Dibenci Allah Swt.

Muslimah News, NAFSIYAH — Saudariku, tentu kita marah dan jengkel melihat pelaku kemaksiatan terang-terangan melakukannya di hadapan publik. Bahkan dengan penuh semangat mereka menceritakan penyimpangan mereka kepada khalayak ramai lewat media sosial. Pelaku homo bercerita tentang kisah cintanya, awal bertemu, hingga mendapat restu keluarga. Astagfirullah.

Penyuka sesama jenis “banjir” job dipanggil untuk diwawancari di berbagai kanal media sosial. Bak artis ngetop yang sedang diburu untuk diberi tempat menyampaikan kisah percintaannya. Sungguh sangat menjijikan. Namun mereka merasa bangga dan terharu karena perjuangan mereka kini membuahkan hasil.

Kepopuleran mereka dianggap sebagai tanda—seolah-olah—publik mendukung mereka. Padahal apa yang mereka lakukan ialah perkara yang paling dibenci dan dilaknat Allah.

Saudariku, perlu kita ketahui bahwa tidak ada air yang paling najis, kecuali air laki-laki yang tumpah sebelum ijab kabul. Tidak ada rahim yang paling kotor dan lebih kotor dari selokan, kecuali rahim wanita yang terbasahi oleh air lelaki sebelum ijab kabul. Inilah gambaran bagi pelaku zina.

Sementara itu, hukuman hudud terberat ialah pada pelaku liwat dan pelaku zina. Kenikmatan yang paling Allah benci ialah kenikmatan yang didapatkan seseorang ketika berzina. Dosa yang paling nikmat ialah dosa zina. Oleh sebab itu, seluruh tubuhnya yang merasakan nikmat dari perzinaan, Allah siapkan hukuman rajam bagi pezina dan menjatuhkan pelaku liwat dari gedung tertinggi lalu dilempari batu.

Para ulama menempatkan perkara zina menjadi masalah yang besar, sampai-sampai Imam Syafi’i mengatakan, “Siapapun yang berzina tapi tidak bertobat ketika pulang, laknat Allah turun pada keluarga tersebut, bahkan tikus yang berada di rumahnya juga mendapatkan laknat Allah Swt.”

Kemudian, apa konsekuensi bagi mereka yang bangga atas perbuatan maksiat (berzina dan homo) yang dilakukan? Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya yang berjudul Nashaihul ‘Ibad menjelaskan, “Barang siapa yang berbuat dosa sementara ia tertawa atau merasa senang dan bangga atas dosa yang ia tanggung, kelak Allah akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Karena seharusnya ia menyesal dan beristigfar pada Allah Swt. karena dosanya itu. Dan barang siapa yang taat kepada Allah, sementara ia menangis karena malu dan takut kepada Allah atas kelalaiannya dalam ketaatan itu, kelak Allah akan memasukkannya ke surga dalam keadaan tertawa atau sangat bahagia sebab ia telah memperoleh apa yang ia inginkan, yakni ampunan Allah.”

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa.”

Pertanyaannya, masihkah mau memberi ruang bagi pelaku zina dan liwat? Patutkah berbangga atas kenikmatan yang paling Allah benci, yakni nikmatnya seseorang ketika berzina? Zina dan liwat adalah bentuk penentangan terhadap hukum Allah dan mempercepat turunnya azab Allah.

Rasul saw. bersabda, “Tidaklah perbuatan zina dan riba itu telah tampak secara terang-terangan di suatu kaum, kecuali mereka telah menghalalkan azab Allah bagi mereka sendiri.” (HR Ahmad)

Semestinya, perbuatan dosa disertai dengan penyesalan dan mengharap ampunan Allah Swt., bukan malah mengumbarnya dan menganggap hal itu keren.

Rasul saw. bersabda, “Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, ia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR Bukhari)

Semoga Allah menyegerakan tegaknya Islam di muka bumi. Karena pelaku zina dan liwat tidaak akan pernah jera selama berada dalam sistem sekuler bernama demokrasi kapitalisme. Mereka malah mendapat sokongan serta tepuk tangan manusia-manusia sekuler yang menuhankan materi. Wallahualam. [MNews/Rndy]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *